Khaira dan lelaki itu selalu berada di sana, duduk di halte yang sama dan naik bus yang sama. Setiap menunggu bus, lelaki itu selalu memainkan ponsel dengan earphone terpasang di telinganya atau membaca buku, sedangkan Khaira akan memperhatikan lelaki itu diam-diam. Sudah tiga bulan mereka selalu bertemu, tetapi tak ada aktivitas spesial di antara mereka, sekadar bertegur sapa pun tak pernah.
Ketika bus tiba, lelaki itu masuk pertama sedangkan Khaira selalu membuntuti di belakang. Secara ajaib, selalu ada kursi kosong di samping lelaki itu. Selalu ada tempat khusus yang seakan-akan ada papan di sana dengan label namanya, Khaira.
Lalu, suatu hari, tanpa terduga lelaki itu berbicara padanya. Kalimat yang terlontar dari mulut lelaki itu membuat Khaira membeku.
Review
Belum ada ulasan.