Kenanga Kenang Kenangan

Briar menyerahkan amplop cokelat di hadapanku. Aku segera mengambilnya.
“Ini tugas terakhirmu di Biro Pemeriksaan Dosa. Tugas ini khusus untukmu,” jawab Briar.
“Khusus untukku?” tanyaku kurang yakin.
“Ya, buka saja. Kau akan mengerti maksudku,” timpal Briar.
Aku penasaran dengan ucapan Briar dan segera mengeluarkan kertas-kertas yang ada di dalam amplop cokelat tersebut. Alder yang duduk di sebelahku bergegas mendekat.
“Nama William. Umur 80 tahun. Meninggal karena usia tua,” bacaku pada kertas yang baru kuambil.
“Dia sepertinya meninggal dengan wajar. Apa yang aneh dari arwah ini?” tanyaku sembari melihat Briar.
“Tidak,” ujar Alder. Aku menoleh ke arahnya. “Ada yang aneh di sini. Pria bernama William ini menuliskan sesuatu di kolom komentarnya.”
“Apa?” tanyaku dengan rasa penasaran yang meng-gebu-gebu.
“Aku ingin bertemu Kenanga.”